
NU Online Ponorogo – Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Jawa Timur dilaksanakan tanggal 14-15 Februari 2025 di hotel Movenpick Surabaya.
Kegiatan dihadiri oleh Kalaksa, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan berserta staf BPBD Provinsi Jatim, Sekjen dan Pengurus FPRB Jatim, anggota FPRB kabupaten se-Jatim, dan perwakilan beberapa organisasi relawan serta dunia usaha.
Khusnul Khabib selaku ketua LPBI PCNU Ponorogo menyampaikan harapannya agar kegiatan tersebut bisa memberikan dampak bagi masyarakat.
“Kegiatan ini sangat bermakna dan menaruh banyak harapan agar bisa bersinergi dg stakeholder di daerah untuk mengeja wentah masyarakat sadar untuk optimalisasi pengurangan risiko bencana” Ucap Khabib
Sekjen FPRB Jatim, Catur Sudarmanto mengajak peserta rakor berpikir untuk kegiatan yang membumi dan bisa dilaksanakan sebelum bulan PRB.
“Harus beda dan lebih baik. Ayo kegiatan bulan PRB dimulai sejak awal tahun. Mari menyusun rencana yang lebih detail dan bisa dilaksanakan secara masif se-Jawa Timur. Wajib ada kegiatan bersih-bersih lingkungan dan menanam,” ajaknya.
Dalam sambutan Kalaksa BPBD Provinsi Jawa Timut, Gatot Subroto menyampaikan kejadian bencana di Jatim mengalami kenaikan di tahun 2024 karena adanya indikator BNPB dimana kategori bencana berbeda.
“Frekuensi kejadian meningkat, angin puting beliung, gerakan tanah di Pasuruan Probolinggo, trenggalek, blitar. Semakin banyak jenis bencana yang terjadi, semakin sering terjadinya,” jelasnya.

Gatot mengajak semua peserta untuk bersama-sama mencari solusi agar potensi ancaman bencana apabila terjadi tidak menimbulkan korban dan kerusakan infrastruktur.
Khusus kepada FPRB Jatim, Kalaksa BPBD Provinsi Jatim berharap untuk ikut serta selalu mensosialisasikan kebencanaan pada masyarakat.
“Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan. Melibatkan masyarakat untuk kegiatan mitigasi bencana,” harapnya.
Gatot juga berharap pada bulan PRB Oktober nanti yang dilaksanakan di Jawa Timur, kegiatannya bersifat utuh dan bermanfaat langsung pada masyarakat. Diharapkan ada kegiatan yang bisa dilakukan bersama sama.
“Setelah ini dirumuskam kegiatan apa, dilakukan kapan sehingga membawa manfaat yang lebih banyak dengan kegiatan bermanfaat yang beragam,” pungkasnya.
Kontributor: Nisaul Qorin LPBI
Editor: Abraham Anta Permana