NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Menyambut Lailatu Qadar – Khutbah Jumat Bahasa Indonesia NU

Khutbah Jumat Menyambut Lailatul Qadar

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Warga nahdliyin yang dirahmati Allah, berikut teks Khutbah Jumat bahasa Jawa dengan judul Menyambut Lailatul Qadar.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ  وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ  لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ  تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ  سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Kaum muslimin sidang Jum’ah Rahimakumullah

Pada kesempatan yang baik ini, marilah kita meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan meninggalkan segala laragannya, karena tidak ada bekal yang paling baik kita bawa ke hadapan Allah SWT, kecuali takwa kita kepada-Nya.

Kaum muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah

Pada bulan Romadhan ini kita akan mendapati suatu malam yang sangat mulia. Malam itu adalah malam yang disebut dengan lailatul qodar. Allah menjelaskan bahwa malam itu adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan atau jika dihitung dalam hitungan tahun lebih dari ibadah 80 tahun. Allah SWT berfirman.

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ  وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ  لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ  تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ  سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”. (QS. Al Qadr: 1-5)

Dalam menghadapi lailatul Qadar ada beberapa prinsip yang harus kita pegangi.

Pertama, Lailatul Qadar adalah malam yang dirahasikan oleh Allah SWT. Tujuan dari rahasia ini adalah agar umat Islam selalu berusaha untuk mencarinya. Selalu menanti dan selalu ingin agar tidak terlewatkan. Jika perasaan ini yang terjadi, maka seorang muslim akan terus menerus istiqomah beribadah dengan menghidupkan malam Ramadhan dengan semangat dan mencari Ridha Allah SWT.

Kedua, seorang muslim tidak usah sibuk dengan mencari tanda-tanda lailatul Qodar yang diceritakan oleh para ulama seperti angin sepoy-sepoy di malam hari, suasana senyap, pagi hari matahari bersinar putih dan lain-lain. Yakinlah bahwa barangsiapa yang beribadah sungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah puasa serta beribadah dengan istiqomah Allah SWT akan memberinya kenikmatan malam seribu bulan tersebut walaupun tidak melihat tanda-tandanya. Umat Islam tidak boleh bersifat oportunis. Apa itu? Yaitu beribadah hanya pada malam-malam ganjil pada sepuluh akhir Romadhan saja. Artinya, umat islam harus selalu bersungguh-sungguh menjalankan ibadah satu bulan Romadhan bukan hanya malam-malam tertentu saja.

Ketiga, umat Islam boleh juga mengikuti rumus-rumus Ulama seperti Imam al-Ghazali yang menjelaskan bahwa jika awal bulan Romadhan adalah hari Sabtu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 23 (sebagaimana penjelasan kitab ‘Ianatu al-Tholibin juz 2). Apa yang dikatakan oleh al-Ghazali sama dengan apa yang dikatakan oleh Abu al-Hasan al-Shazili bahwa jika awal Romadhan adalah hari Sabtu, maka Lailatul Qadar terjadi pada malam ke 23 (seperti terdapat dalam kitab Hasyiyah al-Shawi). hal ini berbeda dengan pendapat yang diutarakan dalam kitab Hasyiyah al-Bajuri yang menyebut lailatul Qadar terjadi malam ke 21 jika awal Romadhan pada hari Sabtu. Yang harus kita pahami adalah ini adalah rumus-rumus para ulama yang bisa saja benar-bisa saja salah. Namun, jika kita mengikuti rumus tersebut diperbolehkan dengan syarat tetap menjaga konsistensi atau keistiqomahan pada malam-malam selainnya. Jangan menjadi muslim oportunis di atas.

Kaum muslimin Rahimakumullah,

Di bulan puasa ini yang paling penting adalah semangat kita untuk menjalankan puasa dengan rasa iman dan mengharap ridho Allah SWT. Atau berpuasa dengan diringi instropeksi diri. Jika ini yang dilakukan insyaallah kita akan mendapatkan lailatul Qadar. Rasulullah SAW bersabda.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: Barangsiapa yang berpuasa dilandasi oleh iman dan instropeksi diri, maka dosanya yang telah berlalu akan diampuni oleh Allah SWT (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760

Pertama, Iman. Iman adalah sebuah refleksi suatu kesadaran yang tergabung dalam tiga ranah yaitu akal, hati dan tindakan. Ini artinya bahwa puasa yang dilakukan atas dasar iman adalah puasa yang disadari, dipahami dan diyakini, bukan paksaan, bukan pura-pura dan bukan karena motif-motif lain seperti ingin disanjung, ingin dihargai atau yang lain. itulah sebabnya, puasa adalah urusan Allah SWT. Allah SWT sendiri yang akan membalasnya. Allah SWT akan menilai apakah puasa kita sudah dilandasi iman atau tidak.

Kedua, instropeksi diri. instropeksi diri adalah upaya seseorang untuk mengoreksi diri sendiri di masa lalu. Apa yang dikoreksi? Yang dikoreksi adalah kesalahan di masa lalu, kemaksiatan di masa lalu, dosa-dosa yang pernah dibuat dimasa lalu. Untuk apa? untuk diperbaiki setelah Romadhan. Dengan semangat ini, seseorang tidak saja menjadi orang yang beruntung (Robih) tetapi juga orang yang putih bersih seperti bayi yang baru lahir.

جَعَلَ اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنْ الْفَائِزِيْنَ الْامِنِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُتَّقِيْنَ.

اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَمَنْ يَشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ, وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِيْنَ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

اَلْخُطْبَةُ الُثَّانِيَةُ

         اَلْحَمْدُ لِلّهِ ضَامِنِ الْفَلَاحِ لِمَنْ تَمَسَّكَ بِالشَّرْعِ وَوَقَفَ عِنْدَ حُدُوْدِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّم تَسْلِمًا كَثِيْرًا.

        اَمَّابَعْدُ : فَيَااَيُّهَا النَّاسُ !

اِتَّقُوا اللهَ وَاَبْدِلُوا الْفَسَادَ بِا لرَّشَادِ. وَاَصْلِحُوا شُؤُوْنَكُمْ وَقُوْمُوْا عَلى قَدَمِ السَّدَادِ. فَاِنْ

تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوْا اَنَّما عَلى رَسُوْلِنَا الْبَلَاغُ الْمُبِيْنُ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَارْضَ

عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. اللّهُمَ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ وَارْفَعْ لَهُمُ الدَّرَجَاتِ وَضَاعِفْ لَهُمُ الْحَسَنَاتِ وَكَفِّرْعَنْهُمُ السَّيِّئَاتِ وَبَلِّغْ جَمِيْعَ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ خَيْرَيِ الدَّارَيْنِ مَايُؤَمِّلُوْنَ وَانْشُرْ وَافِرَ اِحْسَانِكَ عَلى بَلْدَتِنَا هذِهِ وَسَا ئِرِ بِلَادِ الْاِسْلَامِ. رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِا لْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ امَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُفٌ رَحِيْمٌ.

اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبى وَيَنْهى عَنِ الْفَخْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرْنَ. وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ

يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ. وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa 1446 H