NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Pesan Lembaga Kesehatan NU Ponorogo: Waspada Penyakit Pasca Banjir

Persiapan distribusi bantuan korban terdampak banjir oleh LKNU di Posko NU Ponorogo Peduli

Banjir yang melanda sebagian besar wilayah Ponorogo, hingga menimbulkan korban jiwa, meninggalkan duka mendalam sekaligus tantangan besar bagi kesehatan masyarakat. Genangan air kotor dan lingkungan yang tercemar menciptakan kondisi ideal bagi munculnya berbagai penyakit. Dalam situasi ini, langkah cepat dan terkoordinasi sangat dibutuhkan untuk meminimalkan dampak buruk bagi masyarakat terdampak.

LKNU Ponorogo bersama PCNU Ponorogo telah menunjukkan tanggung jawab sosial dengan mengadakan Bhakti Sosial Tanggap Bencana. Kegiatan ini melibatkan evakuasi korban, distribusi bantuan berupa makanan dan obat-obatan, serta penyuluhan kesehatan. Kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, balita, dan santri di pondok pesantren menjadi prioritas utama. Langkah ini patut diapresiasi, terutama karena sejumlah penyakit umum pasca banjir dapat menjadi ancaman serius jika tidak segera diantisipasi.

Giat bersih-bersih fasilitas umum oleh LKNU dan Relawan NU Ponorogo

Beberapa penyakit yang sering muncul pasca banjir, antara lain:

  1. Diare – Penyakit ini disebabkan oleh kontaminasi bakteri, virus, atau parasit dalam makanan dan air. Gejala seperti buang air besar encer dan dehidrasi dapat berujung fatal jika tidak ditangani.
  2. Demam Berdarah Dengue (DBD) – Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini meningkat akibat banyaknya genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
  3. Leptospirosis – Infeksi bakteri yang menyebar melalui kontak dengan air tercemar urine hewan, seperti tikus, sering muncul pasca banjir.
  4. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) – Lingkungan yang lembap dan penuh kotoran menjadi pemicu ISPA, yang ditandai dengan batuk, pilek, dan demam.
  5. Penyakit kulit – Masalah kulit seperti gatal-gatal dan infeksi jamur sering terjadi akibat kontak dengan air banjir.
  6. Penyakit saluran cerna lainnya, seperti tifus, juga menjadi ancaman serius.
distribusi bantuan oleh LKNU Ponorogo

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, beberapa langkah pencegahan berikut harus segera diterapkan:

  1. Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan
  2. Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air bersih, terutama sebelum makan, setelah dari toilet, dan setelah beraktivitas lingkungan yang terkena banjir.
  3. Segera bersihkan tubuh dengan air bersih setelah terkena air banjir.
  4. Pastikan lingkungan tempat tinggal bersih dan bebas dari genangan air. Buang sampah pada tempatnya.
  5. Bersihkan peralatan makan dan masak dengan sabun dan air bersih.
  6. Menggunakan Air Bersih: Gunakan air bersih untuk minum, memasak, mandi, dan mencuci.
  7. Jika sumber air bersih tercemar banjir, rebus air hingga mendidih atau gunakan air kemasan.
  8. Makan Makanan yang Higienis: Konsumsi makanan yang dimasak dengan matang dan bersih. Hindari makanan yang terkontaminasi air banjir. Cuci buah dan sayuran dengan air bersih sebelum dikonsumsi.
  9. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
  10. Konsumsi makanan bergizi seimbang.
  11. Istirahat yang cukup.
  12. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
  13. Segera Periksa ke Fasilitas Kesehatan: Jika mengalami gejala penyakit, segera periksakan diri ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Kolaborasi antara masyarakat, organisasi kesehatan, dan pemerintah sangat penting untuk mengurangi risiko penyakit pasca banjir. Langkah preventif dan edukasi yang tepat dapat menjadi kunci keberhasilan dalam melindungi kesehatan masyarakat. Kesiapan dan kewaspadaan akan memastikan bahwa bencana ini tidak berlanjut menjadi krisis kesehatan yang lebih besar. Mari bersama-sama menjaga kesehatan dan mendukung mereka yang terdampak.

Kontributor: Nanang Diyanto

Editor: Atta

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *