NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Apa Kabar Sumpah Pemuda? NU, Persatuan, dan Tugas Kita Hari Ini

Ilustrasi semangat pemuda Indonesia

Oktober telah lewat, kalender sudah berganti ke November. Riuh peringatan Sumpah Pemuda kembali mereda. Namun pertanyaan pokoknya: apa kabar Sumpah Pemuda hari ini? Apakah ia sebatas seremoni tahunan, atau masih menjadi kompas kebangsaan bagi generasi muda?

Sumpah Pemuda 1928 adalah titik keputusan sejarah: kita memilih menjadi satu bangsa, satu tanah air, satu bahasa. Keputusan yang radikal pada zaman ketika kedaerahan dan perbedaan lebih mudah dijadikan alasan untuk pecah dibanding untuk menyatu. Para pemuda waktu itu tidak sekadar berikrar, tapi mengambil risiko—menyatukan masa depan yang belum pasti, untuk Indonesia yang masih dalam bentuk gagasan.

Masalahnya, hari ini justru muncul gejala kemunduran: polarisasi identitas, provokasi digital, ujaran kebencian, dan semangat persatuan yang mulai lelah. Seolah kita lupa bahwa kemerdekaan ini lahir dari persaudaraan yang diperjuangkan dengan keringat dan darah.

Di sinilah Nahdlatul Ulama punya peran yang semakin relevan. NU sejak awal merupakan penjaga NKRI—bukan sekadar secara ideologis, tetapi melalui ikhtiar nyata menjaga ukhuwah wathaniyah, islamiyah, dan insaniyah. Resolusi Jihad 1945 adalah bukti paling nyata bahwa cinta tanah air tidak boleh hanya jadi slogan.

Hari ini, amanah itu berlanjut. NU harus hadir sebagai rumah besar keindonesiaan, tempat seluruh elemen bangsa merasa nyaman untuk berjumpa, berdialog, dan bekerja bersama. Warga NU tidak boleh tinggal diam ketika muncul paham-paham yang merusak persatuan dengan mengatasnamakan agama ataupun membawa bendera kesukuan dan politik yang bising.

Sumpah Pemuda perlu dibaca kembali sebagai ajakan untuk menyatukan energi, bukan sekadar romantisme sejarah. Pemuda NU khususnya, memiliki peran strategis mengawal ruang digital dari ujaran yang memecah belah, menghadirkan wacana kebangsaan yang teduh, serta memastikan bahwa keberagaman tetap menjadi kekuatan nasional.

Sumpah Pemuda menuntut kita untuk terus menjawab satu pertanyaan fundamental: “Apakah kita sungguh-sungguh satu bangsa, atau hanya satu di momen peringatan?”

November telah tiba, sebentar lagi hari pahlawan. Bulan berganti, tetapi pekerjaan persatuan tidak boleh berhenti. Sumpah Pemuda bukan sekadar tanggal di kalender. Ia adalah komitmen harian agar Indonesia tetap utuh, agar masa depan bangsa ini lebih kuat dari riuh perbedaan. Dan NU akan selalu berada di garda terdepan untuk menjaganya.

Penulis: Dr. Idam Mustofa, M.Pd., (Ketua PCNU Ponorogo)

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *