NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Kader Muda Aswaja NU Ponorogo Belajar Desaign Grafis

Kader Muda Aswaja NU Ponorogo Belajar Desaign Grafi

NU Online Ponorogo- Kader Muda Aswaja NU (DERMUDA NU), suatu kumpulan anak muda di bawah koordinasi Aswaja NU Center Ponorogo, makin bergerak maju. Targetnya, ingin membuat buletin dua kali sebulan. Buletin ini diharapkan bisa menjadi curah gagasan para generasi muda Aswaja NU tentang paham Ahlussunnah waljamaah terutama yang ada di Kabupaten Ponorogo.
Untuk mewujudkan semangat tersebut, DERMUDA NU yang bernama Pusat Cyber Kader Muda ASWAJA NU (PEKA JANUR) mengadakan pelatihan Design Grafis yang diadakan di rumah Ketua Aswaja NU Center Ponorogo, Iswahyudi, pada Ahad, 02 Oktober 2022 mulai pukul 09.00 s/d 15.30 WIB. Kegiatan ini difasilitatori oleh Khafidh Khusnidzar, anggota LTN NU Cabang Ponorogo.

Dalam kegiatan ini para peserta belajar tentang cara membuat buletin yang bagus serta konten-konten yang baik untuk bisa dimasukkan dalam buletin tersebut. Unsur-unsur penulisan seperti kapan, dimana, mengapa, bagaimana dan lain-lain sebagai unsur berita yang layak dibaca dan dapat memberi gambaran tentang suatu peristiwa juga dibicarakan. Lebih dari itu adalah membuat informasi yang bisa menyadarkan kepada pembaca tentang isu yang sedang dibicarakan. Hal terakhir ini penting karena tugas mulia para kader adalah menyadarkan para pembaca. Berawal dari kesadaran itulah perubahan akan terjadi. Adagium yang sangat terkenal dalam teori perubahan sosial adalah rubah pikiran dan kesadarannya, maka tindakannya akan berubah.

Ketua PEKA JANUR, Abdul Aziz Fathurrahman, menjelaskan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk kesadaran bersama sahabat-sahabat muda NU untuk mentransformasikan gagasan dan menggerakkan gerakan yang kadangkala belum bersemangat. Semoga dengan kegiatan ini para sahabat memiliki ilmu dan mengamalkan ilmu tersebut, sehingga wujud konkrit buletin bisa terwujud. Aziz juga menjelaskan bahwa di samping bentuk soft dalam bentuk file yang bisa disebar melalui media maya, bentuk hard berupa kertas juga masih diperlukan. Untuk sebagian orang, kertas bisa disimpan dan dikompilasi serta memiliki tingkat keterbacaan yang lebih nyaman. Namun kekurangan kertas adalah tingkat kerusakan yang lebih mudah serta sering tertinggal setiap kali pemiliknya memiliki mobilitas tinggi. Untuk mengantisipasi tersebut, menurut Aziz, di samping bersifat hard, berupa kertas, hasil buletin akan disebar melalui dunia maya yang bersifat paperless.

Dengan antusias, peserta dibimbing oleh Khusnidzar secara perlahan untuk memastikan bahwa peserta bisa mendesign secara mandiri. Setelah acara, para peserta mendapatkan tugas untuk mengisi konten-konten yang dirancang secara bersama. Semoga niat baik ini bisa terlaksana dengan istiqomah. Semoga.

 

Reporter : Aswaja centre
Editor : Budi H

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *