NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Kisah di Balik “Penis Mendelep”

Gambar buried penis (sumber: Google)

Ada yang hampir terlewat saat seminar kesehatan yang diselenggarakan PC LKNU dan PAC Fatayat NU Jenangan kemarin, sebuah pertanyaan sederhana namun sarat akan kekhawatiran muncul dari seorang ibu.

Dengan nada malu-malu, ia mengungkapkan permasalahan yang dialami anaknya: “Maaf dokter, anu anak saya nggak keliatan, kalau pipis selalu tercecer di celananya, apa karena anak saya gemuk?”

Ketua LKNU Ponorogo, dr. Riza Mazidu saat memaparkan materi

Pertanyaan tersebut mengarah pada kondisi medis yang dikenal sebagai buried penis atau dalam bahasa sehari-hari disebut penis mendelep. Kondisi ini membuat penis seolah tersembunyi di dalam jaringan sekitarnya.

Dokter Riza Mazidu, yang saat itu jadi pembicara utama, dengan sabar menjelaskan bahwa kondisi ini cukup umum terjadi dan bisa disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari kelainan bawaan hingga obesitas.

Penis mendelep dapat menimbulkan berbagai masalah, mulai dari gangguan buang air kecil hingga masalah psikologis. Bayangkan seorang anak yang masih duduk di bangku SD harus malu karena celananya selalu basah. Kondisi ini tentu dapat memengaruhi kepercayaan dirinya.

Untungnya, penis mendelep dapat ditangani. Penanganan yang diberikan akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan kondisi. Mulai dari perubahan gaya hidup, terapi fisik, hingga tindakan bedah.

Dokter Riza menekankan pentingnya berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi jika mengalami kondisi ini. Dengan diagnosis yang tepat, penanganan yang diberikan akan lebih efektif.

Bagi orang tua, jangan ragu untuk bertanya kepada dokter jika memiliki kekhawatiran mengenai perkembangan anak. Ingatlah, setiap anak unik dan memiliki kebutuhan yang berbeda. Dengan penanganan yang tepat, anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Penulis: Nanang Diyanto

Jama’ah Thoriqoh Qodriyah wa Naqsyabandiyah an Nadliyah Sanad Kyai Imam Muhadi, LKNU, Perawat Kamar Operasi RSUD dr Harjono Ponorogo, Penulis di Kompasiana.

 

 

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *