NU Online Ponorogo – Pondok Pesantren (PP) Al Islam Joresan (30/4/2025) menyambut baik inisiatif pendirian Klinik Kesehatan Pratama Al Islam Joresan melalui kegiatan sosialisasi yang digelar Rabu malam (30/4/2025). Acara yang dihadiri oleh tokoh agama, praktisi kesehatan, dan perwakilan instansi terkait ini menjadi langkah strategis dalam meningkatkan layanan kesehatan dasar dan kegawatdaruratan bagi santri dan masyarakat sekitar.
Kegiatan yang diselenggarakan di aula PP Al Islam Joresan ini dihadiri oleh Kyai Maftuh Basyuni (Ketua Yayasan Al Islam Joresan), Drs. H. Usman Yudi, M.Pd.I., (Direktur PP Al Islam Joresan), Dr. H. Riza Mazidu Sp.U (Ketua LKNU PCNU Ponorogo), perwakilan Dinas Kesehatan Ponorogo, serta tim ahli dari Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) PCNU Ponorogo dan Rumah Sakit Muslimat (RSU Muslimat). Klinik ini direncanakan sebagai “kado” Harlah ke pondok pesantren, sekaligus mengubah pos kesehatan pesantren menjadi klinik terakreditasi.

Dalam sambutannya, Kyai Maftuh Basyuni menyampaikan apresiasi atas pendampingan dari LKNU PCNU Ponorogo dan RSU Muslimat. “Ini adalah bentuk sinergi antara dunia pesantren dan profesional kesehatan untuk memastikan layanan kesehatan yang lebih baik,” ujarnya.
Dr. H. Riza Mazidu, selaku Ketua LKNU PCNU Ponorogo, menegaskan komitmen lembaganya dalam mendukung proses pendirian klinik. “LKNU memiliki anggota dari berbagai profesi kesehatan, mulai dari dokter spesialis, perawat, ahli gizi, hingga kepala puskesmas. Kami siap mendampingi hingga klinik ini terakreditasi,” tegasnya.
Hariyono Setyo Widodo, S.Sos., M.Ked.Trop. dari Dinas Kesehatan Ponorogo memaparkan persyaratan perizinan klinik, mulai dari badan hukum, dokumen sarana-prasarana, hingga pengelolaan limbah medis. “Klinik harus memenuhi standar tata ruang, SDM kompeten, dan SIP (Surat Izin Praktek) bagi tenaga medis,” jelasnya. Kami kader NU di Ponorogo sekaligus yang mengurusi perijinan akan bangga dengan niat baik ini, jelasnya.
Sufarchan, SKM., M.M.Kes., pengurus LKNU PCNU Ponorogo sekaligus surveyor akreditasi fasilitas kesehatan, menambahkan pentingnya pemenuhan standar pelayanan. “Kami akan memastikan klinik ini memenuhi kriteria keamanan, kualitas layanan, dan kesiapan infrastruktur,” ujarnya.

Perwakilan PCNU Ponorogo, Kyai Tono dan Kyai Haryadi mendorong percepatan realisasi klinik. “Ini adalah wujud nyata peran NU dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Harapannya, klinik bisa beroperasi sebelum Harlah pesantren,” tuturnya. Begitupun pihak rumah sakit Muslimat yang diwakili Pak Tumardi, mengatakan akan berjuang segenap tenaga terbentuknya klinik kesehatan dibawah naungan NU ini dan akan menjadikannya sebagai jaringan sekaligus akan mengirimkan tenaga tenaga yang diperlukan untuk saling melengkapi.
Antusiasme warga pesantren terlihat dari kehadiran pimpinan pondok, ketua yayasan, perwakilan santri dan pengurus yang menyambut positif rencana ini. Klinik ini diharapkan tidak hanya melayani santri, tetapi juga masyarakat sekitar, terutama dalam penanganan darurat dan pemeriksaan dasar.
Tim pendampingan terdiri Anggota LKNU Ponorogo yang terdiri dari tenaga kesehatan berpengalaman, seperti Laily Rokhmawati, SKM MPH, Ns. Ervin Syuhairi Fardian (perawat) sekaligus pemilik sebuah klinik kesehatan yang sudah berjalan sehingga bisa sharing pengalamannya, dan Darmawan, S.Kep.Ns perawat rumah sakit, Kolaborasi ini mencerminkan integrasi antara keahlian medis dan semangat kebangsaan NU.
Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, Klinik Kesehatan Pratama Al Islam Joresan diproyeksikan menjadiqq percontohan klinik pesantren terakreditasi di Jawa Timur. Langkah ini sejalan dengan program pemerintah dalam memperluas akses kesehatan di daerah berbasis komunitas.
Kontributor: Nanang Diyanto/LKNU Ponorogo