
NU Online Ponorogo – Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Ponorogo, Dr. Idam Mustofa, M.Pd, menjadi narasumber dalam sarasehan yang diselenggarakan oleh komunitas Gusdurian Ponorogo. Acara ini berlangsung di Auditorium IAI Sunan Giri pada Rabu (29/1/2025) dan menghadirkan berbagai tokoh lintas agama.
Selain Dr. Idam, sarasehan ini juga menghadirkan Pendeta Prakoso (Kristen), Bu Naring (Penjalin), Pak Didik (Paroki St. Maria), Bu Sukarti (Tokoh Buddha), Pak Soleh Hasan Wahid (Dosen Fakultas Syariah IAIN Ponorogo), dan Umi Kalsum (Dosen IAT IAIN Ponorogo). Kang Murdianto Pembina Gusdurian Ponorogo. Sarasehan ini dipandu langsung oleh Sahaba Mu’izz, Koordinator Gusdurian Ponorogo.
Dalam pemaparannya, Dr. Idam menekankan bahwa keikhlasan adalah salah satu nilai utama yang diwariskan oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) selama menjabat sebagai Ketua Umum PBNU. Ia mengisahkan bagaimana Gus Dur sering kali menerima uang dari seseorang, namun tanpa berpikir panjang, langsung menyerahkannya kepada orang lain yang lebih membutuhkan.
“Apa yang dilakukan Gus Dur ini menjadi standar etik bagi pengurus NU dalam berkhidmat,” ujar Dr. Idam.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa berkhidmat di NU harus berlandaskan pada nilai keikhlasan sebagaimana yang dicontohkan oleh Gus Dur.
“Berkhidmat di NU, standarnya, ya Gus Dur itu. Bagaimana keikhlasan itu harus dibangun, rujukannya ya keikhlasan yang dicontohkan Gus Dur,” tegasnya.
Narasumber lain mengungkap nlai-nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan pluralisme yang diperjuangkan oleh Gus Dur semasa hidupnya.
Dr. Idam Menutup Acara Haul dengan Memimpin Kirim Doa, yang dikhususkan untuk Alm. Almagfurlah KH. Abdurrahaman Wahid (Gus Dur) kemudian dilanjutkan dengan memporak (red, makan bersama) 9 Tumpeng, jumlah angka yang simbolik dimana menjadi angka identik khas Nahdlatul Ulama yang tidak bisa terpisahkan dari Sosok Gus Dur.
Kontributor: Sahabat Media LTN
Editor: Abraham Anta Permana