NU Online Ponorogo – Peran dan kontribusi NU dalam menjaga keutuhan NKRI, sudah tak perlu dipertanyakan lagi. Hal ini salah satunya ditunjukkan dengan konsistensi NU dalam merawat keberagaman dan kebhinekaan. Sejarah juga mencatat, NU menjadi yang terdepan dalam membangun komunikasi secara intens dengan kelompok lintas iman.
“Spirit NU adalah mengembangkan ukhuwah. Ada tiga ukhuwah yang menjadi pondasi dalam hidup berbangsa. Yaitu ukhuwah islamiyah (persaudaraan Islam, Red), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan bangsa, Red) dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan kemanusiaan, Red),” kata Ahmad Saujik, Ketua Lesbumi PCNU Ponorogo, saat menghadiri perayaan HUT Paroki Santo Hilarius Klepu, Kecamatan Sooko, Ponorogo, Kamis (!4/1) malam.
Acara perayaan HUT digelar secara sederhana di halaman gereja dengan standar protokol kesehatan yang cukup ketat. Selain Romo Pras dan jemaatnya, Kepala Desa Klepu, acara itu juga dihadiri Vikaris Episkopal (Vikep) Surabaya Barat Romo Bowo. Sementara dari pihak luar, juga hadir pengurus Lesbumi, LTN, Ansor, Banser, PGN (Patriot Garuda Nusantara, Red), Penjalin (Penyambung Jalinan Lintas Iman, Red).
Acara yang diawali dengan suguhan drama teatrikal dengan iringan Musik Lesung tersebut mengusung tema ‘Nresnani iku ngopeni‘. “Kami ini berusaha mengikuti dawuhe kyai NU, agar senantiasa mengembangkan sikap toleransi, menghargai saudara sebangsa dan setanah air,” ungkap Jinggo, sapaan akrab Ahmad Saujik.
Hal senada juga disampaikan perwakilan PGN saat memberikan sambutan sambung roso. “Saya muslim. Dan dalam konsep Islam yang saya pahami, bahwa puncak keislaman seseorang itu adalah mahabbah (cinta, Red). Rasa cinta itulah yang nantinya akan melahirkan kedamaian dan keteduhan bagi siapapun. Dan, malam ini saya menemukan spirit itu di acara ini melalui tema nresnani iku ngopeni,” kata Cak Lege, Panglima PGN Makoda Ponorogo.
Romo Bowo menambahkan, bahwa sejak awal pihaknya berusaha membangun komunikasi antar umat beragama. Dia juga mengakui peran serta kontribusi tokoh dan aktivis NU dalam menjalin komunikasi antar umat beragama. Bersama dengan pegiat Lesbumi, Romo Bowo juga aktif dalam kelompok lintas iman yang menjadi wadah bersama dari berbagai agama. “Sejak awal kami memang sudah berdampingan dengan yang lain. Maka kami mengedepankan toleransi,” tuturnya.
Sementara itu, Andreas Gimin, Kepala Desa Klepu, mengapresiasi positif program dari Paroki Santo Hilarius. Selain menggelar acara seremonial dalam rangka HUT, Paroki di bawah pimpinan Romo Pras ini juga mengadakan program bantuan. Mulai dari pembangunan MCK di tiap-tiap rumah, juga ada program khusus bansos bagi kaum difabel dan janda atau duda. “Akan terjadi sebuah nilai-nilai kebersamaan, nilai-nilai kerukunan, nilai-nilai saling menghargai. Itulah yang akan menjadikan desa ini semakin kuat,” pungkasnya.
Pentas drama teatrikal yang diiringi Musik Lesung dimainkan oleh para seniman asli warga Klepu yang menjadi binaan gereja. Diselingi lagu-lagu populer Jawa seperti Gubuk Asmoro, Cidro, Caping Gunung dan lagu Jawa lainnya. Acara pada malam itu ditutup dengan mars Syubbanul Wathan dan Mars Banser yang dinyanyikan secara bersama-sama.
Reporter : Gayo
Editor : Lege