
NU Online Ponorogo – Sungai Kayangan yang mengalir dari Kecamatan Pudak dan Sooko merupakan salah satu sungai penting sebagai pemasok air baku bagi persawahan di sisi timur Kabupaten Ponorogo. Bahkan di Desa Jurug terdapat sungai yang telah sekian lama menjadi destinasi wisata, meski masih bertaraf lokal.
Sayangnya, bebarapa tahun terakhir ditemukan adanya pencemaran limbah peternakan di aliran sungai itu yang sangat tinggi. Hal ini lantaran aliran sungai dikelilingi oleh peternak sapi di Kecamatan Pudak. Masyarakat peternak sapi perah terbiasa membuang limbah kotoran hewannya ke aliran sungai yang menyebabkan tingginya polutan dan mengakibatkan sedimentasi.
Di sisi lain, kebutuhan pupuk kandang untuk menopang kegiatan holtikurtura masih mengandalkan pupuk kimia. Berlimpahnya kotoran hewan seharusnya dapat diolah kembali menjadi pupuk yang bisa menjadi sumber pendapatan tambahan para peternak.
Namun, ketidaktahuan mereka mengenai proses pengolahanΒ kotoran ternak menjadi pupuk menjadikan kotoran ternak tidak termanfaatkan dengan baik dan menjadi sumber pencemaran bagi sungai.
Dalam upaya menanggulangi masalah cemaran sungai dan memaksimalkan pemanfaatan limbah ternak bagi kesejahteraan lingkungan dan masyarakat, SMK 1 Pemda Ponorogo yang berpusat di Balong melaksanakan program edukasi untuk mengurangi pencemaran limbah sungai dengan pendekatan pengelolaan limbah ternak terintegrasi dan berkelanjutan bagi kesejahteraan lingkungan dan masyarakat.

Juni tahun ini pendampingan masyarakat peternak dalam pengolahan kotoran sapi perah menjadi pupuk organik dimulai dengan serangkaian kegiatan.
“Seperti peningkatan kesadaran lingkungan, pelatihan pengelolaan limbah, penguatan kelembagaan kelompok, dan pendampingan dalam pemasarannya,” ungkap Didik Eko Prasetio Kepala SMK 1 Pemda kepada NU online Ponorogo.
Didik, sapaan akrabnya, menjelaskan pendekatan pembangunan yang bersifat infrastruktur dan pendampingan diadaptasikan dengan kearifan lokal yang ada dan dengan partisipasi aktif dari para peternak.
“Kami menggandeng kelompok usaha peternak Hadi Makmur Pudak sebagai mitra,” terangnya.
SMK 1 Pemda menerjunkan peserta didik Prodi Agribisnis konsentrasi pengolahan hasil pertanian sebagai aktor pendampingan.
“Ini (pelibatan peserta didik, Red) sekaligus sebagai praktik lapangan,” imbuh Didik yang juga menjabat Sekretaris NU Care-Lazisnu Ponorogo ini.
Tidak kurang 20 kelompok peternak sapi perah di Pudak terlibat dalam usaha pengolahan pupuk organik ini. SMK 1 Pemda juga menggandeng Dinas Pertanian dan Peternakan, juga Produsen pupuk Istana Tani sebagai konsultan.
“Alhamdulillah, akhir Juni ini produknya sudah siap dipasarkan,” terang Didik.
Untuk pemasaran SMK 1 Pemda juga terlibat langsung. “Para siswa terlibat langsung dalam pemasaran,” pungkasnya.
Reporter: Idam
Editor : Budi