
NU Online Ponorogo – Ahad, (18/5/2025) Ruang lantai 1 Graha PCNU Ponorogo mendadak bergemuruh penuh semangat saat sesi sosialisasi Koin NU dalam rangkaian “Ngaji Filantropi” yang menjadi bagian dari program Turba LAZISNU PWNU Jawa Timur. Dipandu langsung oleh Koordinator Koin NU LAZISNU PWNU Jatim, H. Beni Pujo Sayoga, sesi ini tak hanya mengulas teknis pengumpulan dana, tapi juga menggugah keyakinan dan tekad para pengurus untuk mewujudkan pelayanan umat yang nyata.
Pria yang juga menjabat Ketua Ikatan Profesi Optometris Indonesia (IROPIN) Jawa Timur itu membagikan pengalamannya saat menjadi ketua pembangunan kantor MWC NU di salah satu kecamatan di Bojonegoro. Dengan nada penuh keyakinan, ia bercerita bagaimana modal awal hanya Rp10 juta tidak menghalangi upaya membeli tanah dan bangunan senilai Rp530 juta.
“Waktu itu saya tanamkan pada tim: jangan ragu! Kita buang jauh-jauh pesimisme. Saya datangi satu per satu tokoh NU, stakeholder, saya ajak mereka percaya bahwa kita bisa,” tegas Pujo di hadapan peserta.
Bagi Pujo, kunci keberhasilan bukan semata jumlah uang, melainkan kekuatan membangun trust atau kepercayaan di tengah warga Nahdliyin. Ia mengajak seluruh pengurus UPZIS MWC NU agar mengedepankan optimisme yang sama.
Tak berhenti di situ, Pujo membakar semangat dengan target besar: pada 2026, setiap MWC NU diharapkan memiliki satu unit ambulans layanan LAZISNU.
“Ambulans itu bukan sekadar kendaraan, tapi bukti nyata bahwa NU hadir untuk warganya. Manfaatnya besar, dan komitmen kita akan terlihat di sana,” katanya disambut tepuk tangan peserta.

Untuk mewujudkan itu, setiap Ranting NU diminta berkomitmen menggalang dana Koin NU minimal Rp3 juta per bulan. Mendengar tantangan itu, meskipun masih tampak ragu, para pengurus menjawab serempak, “Siap!”
Dalam sesi tanya jawab, muncul kegelisahan dari salah satu peserta yang mempertanyakan semangat sebagian pengurus yang hanya fokus membangun kantor namun abai terhadap program. Menanggapi hal ini, Sekretaris PCNU Ponorogo H. Agus Nasrudin yang juga Koordinator Instruktur PD PKPNU PCNU Ponorogo menjelaskan bahwa pihaknya pernah menggagas Rencana Tindak Lanjut (RTL) PKPNU untuk fokus pada pengadaan ambulans.
“Dulu kami sudah wacanakan, agar alumni PKPNU dari MWC NU bisa berkontribusi mewujudkan ambulans. Sekarang banyak pihak lain yang pakai ambulans, tapi yang dilayani justru mayoritas warga NU. Ini realitas di lapangan yang harus jadi perhatian,” ujarnya.
Agus pun menilai, inisiatif mendahulukan pengadaan ambulans daripada kantor MWC NU, adalah bentuk pelayanan yang konkret dan perlu didorong secara serius.
Forum ini akhirnya memunculkan satu rekomendasi tak resmi: pengadaan ambulans menjadi salah satu prioritas gerakan filantropi NU di tingkat kecamatan melalui kekuatan kolektif koin NU.
Usai acara, Ketua PCNU Dr. Idam Mustofa, M.Pd berkomentar, semangat yang menyala dalam forum ini menjadi bukti, bahwa gerakan filantropi bukan sekadar penggalangan dana. “Menangani ZIS bukan sekedar kesiapan fisik, tetapi juga soal keteguhan hati, kerja sama, dan komitmen nyata melayani umat,” katanya.
Kontributor: Sahabat Media LTN