
NU Online Ponorogo — Sabtu pagi itu, halaman MI Ma’arif Singosaren dipenuhi tawa anak-anak bersarung dan berpeci putih. Sebagian menggenggam tangan ibunya erat, sebagian lain berbaris menunggu giliran. Di wajah mereka tersirat tegang bercampur rasa ingin tahu. Seorang dokter muda menenangkan sambil berkelakar, “Santri pemberani tidak takut jarum, ya.” Seketika tawa kecil pun pecah, menghangatkan suasana pagi itu.
Pemandangan tersebut menjadi bagian dari Bakti Sosial Harlah ke-77 SMP Ma’arif 1 Ponorogo (Mazapo), yang digelar bertepatan dengan Hari Santri Nasional, Sabtu (25/10/2025). Kegiatan yang diinisiasi Ikatan Alumni Mazapo ini dihadiri ratusan warga dan menjadi wujud nyata pengabdian lembaga pendidikan Ma’arif NU kepada masyarakat — menghadirkan layanan kesehatan, pembagian sembako, khitanan massal, serta pembinaan bagi guru madrasah.
Dengan mengusung tema “77 Tahun Mazapo Berkhidmat untuk Ilmu, Berjuang untuk Agama, Berkarya untuk Bangsa,” kegiatan berlangsung meriah namun sarat makna. Warga berdatangan sejak pagi untuk mengikuti pengobatan gratis, pemeriksaan gigi, dan skrining katarak.

“Bakti sosial ini bukan hanya bentuk pengabdian, tetapi juga sarana memperkenalkan lembaga pendidikan NU, dari RA Muslimat hingga SMP Ma’arif,” ujar Alim Nor Faizin, S.IP., M.Si., Wakil Ketua PCNU Ponorogo Bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi.
Kegiatan sosial ini melibatkan berbagai unsur seperti PC Muslimat NU, LP Ma’arif, NU Care-LAZISNU, Baznas Ponorogo, LKNU, LKKNU, dan RSU Muslimat Ponorogo. “Ada 220 warga penerima pengobatan dan sembako, 50 anak diperiksa giginya, 10 anak dikhitan, serta 40 guru mengikuti pembinaan pendidikan,” jelasnya.

Bagian paling semarak terlihat di arena khitanan massal. Sepuluh anak peserta hadir lengkap, didampingi orang tua mereka. Menurut dr. Riza Masidu Sholihin, SpU, yang memimpin tim medis, seluruh proses berjalan lancar dan penuh keakraban. “Alhamdulillah, semua anak datang dan khitan berjalan baik. Kami ingin suasananya menyenangkan agar anak-anak merasa nyaman,” ujarnya.
Kali ini, LKNU Ponorogo hadir penuh sebagai pendukung utama dengan tim medis profesional. “LKNU menurunkan tenaga dokter, perawat terlatih, dan relawan kesehatan dari berbagai klinik mitra,” terang dr. Riza. Tim yang terlibat di antaranya berasal dari Pitoyo Khitan, Griya Fata Khitan, Rumah Sehat Ervin, Sunat Kang Santri, serta didukung dr. Farid, Sp.OG dari LKNU Ponorogo.
Suasana ruang khitan yang disiapkan panitia penuh semangat kekeluargaan. Para dokter bekerja dengan cekatan, sementara panitia menenangkan anak-anak dengan musik dan hadiah kecil seusai tindakan. “Kami ingin menghadirkan nuansa yang humanis, sesuai semangat khidmah Mazapo,” ujar dr. Riza yang juga Ketua LKNU Ponorogo.
Bagi warga, kegiatan ini lebih dari sekadar pengobatan gratis. “Kami merasa sangat terbantu. Jarang ada acara sekomplit ini — bisa berobat, dapat sembako, dan anak saya bisa khitan gratis,” tutur Lilik, warga Ngrupit, dengan wajah berbinar.
Kepala SMP Ma’arif 1 Ponorogo, Miswanto, S.Pd., menegaskan bahwa kegiatan sosial ini menjadi bukti kuatnya sinergi alumni dengan masyarakat. “Alumni Mazapo membuktikan pengabdian tidak berhenti di bangku sekolah. Kami ingin terus berprestasi dan berkontribusi, baik di bidang pendidikan maupun sosial,” katanya.
Kepala MI Ma’arif Singosaren, Ahmad Slamet, S.Ag., selaku tuan rumah, menyampaikan terima kasih. “Sinergi semacam ini memperkuat ukhuwah dan menumbuhkan semangat sosial di lingkungan Ma’arif. Semoga berlanjut setiap tahun,” ucapnya.
Menjelang siang, anak-anak peserta khitan sudah berlarian sambil memamerkan hadiah kecilnya. Di sisi lain, para tenaga medis masih sibuk melayani warga yang antre pemeriksaan kesehatan. Di antara senyum dan tawa itu, tersimpan pesan sederhana namun dalam — bahwa khidmah dan kebersamaan, seperti semangat santri, akan selalu hidup dalam setiap aksi sosial Mazapo.
Kontributor: Nanang Diyanto/ LKNU Ponorogo