
NU Online Ponorogo – Lonjakan kasus terkonfirmasi Covid-19 selama beberapa pekan terakhir, berdampak pada berbagai sektor kehidupan. Sebagai jam’iyah ijtimaiyah, NU selalu berperan aktif dalam berbagai upaya pencegahan serta penanggulangan penyebaran Covid-19. Selain ikhtiar lahiriyah, NU juga menggiatkan gerak batiniyah berbasis pada kekuatan pesantren.
PBNU misalnya, menginisiasi acara Pembacaan Shalawat Nariyah dan Do’a Untuk Keselematan Bangsa Dari Wabah. Kegiatan yang digawangi Lembaga Dakwah PBNU ini digelar secara maraton setiap hari dengan cara virtual, dan disiarkan langsung melalui kanal TV NU dan NU Chanel. PBNU juga sudah mengeluarkan instruksi-instruksi khusus untuk merespon kondisi.
Begitu pula PWNU Jawa Timur. Beberapa hari lalu, PWNU Jatim juga mengeluarkan surat edaran ditujukan kepada semua perangkat organisasi di semua tingkatan di bawahnya dan juga pesantren. Salah satu isi surat edaran PWNU Jatim itu adalah anjuran membaca Shalawat Lidaf’il Bala’ sehabis salat wajib.
Pantauan NU Online Ponorogo di beberapa pesantren berbasis NU di Ponorogo, doa untuk keselamatan ini sudah menjadi bagian dari ibadah rutin. Beberapa pesantren melakukannya secara internal, tapi ada juga yang melibatkan warga sekitar. Pondok Pesantren Ilhamul Qudus Klego (Mrican, Jenangan) misalnya, para santri dibimbing langsung oleh pengasuhnya mengamalkan bacaan shalawat 1.000 kali dalam sehari. Pengasuh Pondok Pesantren Ilhamul Qudus KH Markaban Ahmad merinci fadlilah pembacaan shalawat 1.000 kali ini untuk mohon keselamatan, baik di dunia maupun akhirat.
“Shalawat seribu kali untuk hidup kita sampai mati, untuk alam kubur kita, untuk akhirat kita, untuk anak istri dan keluarga kita dan untuk semua guru dan santri beserta wali santri dan para donatur,” ungkap Kyai Markaban kepada NU Online Ponorogo, Selasa (6/7).
“Dengan shalawat insya Allah akan diberi kemudahan dan kesehatan oleh Allah,” imbuhnya.
Dari Pondok Pesantren Hudatul Muna 2 Jenes (Brotonegaran, Ponorogo) dilaporkan, Pengasuhnya mengimbau para santri untuk tidak keluar dari lingkungan pesantren. Usaha menjaga kesehatan juga menjadi perhatian penting pengasuh untuk dilaksanakan santri. “Kami ajak semua santri untuk selalu memohon perlindungan kepada Allah dengan tetap menaati salat lima waktu berjama’ah dengan istiqomah, mengaji dan wiridan ba’da subuh,” tandas Kyai M. Romadhon Fauzy melalui keterangan rilis yang diterima NU Online Ponorogo.
Dengan niat mengamalkan ijazah dari para masyayikh, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam (Joresan, Mlarak) mengimbau para santrinya membaca Shalawat Fatimiyah dan Li Khomsatun setiap akan mengaji. Hal serupa dijalani Kyai Moh. Nur Sholihin yang juga Ketua Lembaga Dakwah PCNU Ponorogo. Bersama jama’ah masjid at-Taqwa yang dibinanya, Kyai Sholihin mengamalkan Ratibul Haddad, membaca ayat لقد جاءكم sehabis salat wajib dan Shalawat Thibbil Qulub setelah isya’.
“Ini (ijazah, Red) dari Pondok Langitan, Rotibiul Hadad setiap malam Jum’at, laqad jaa akum tujuh kali setiap selesai salat maghrib dan subuh, dan Shalawat Thibbil Qulub tujuh kali setelah isya,” kata Kyai Sholihin.
Reporter : Idam
Editor : Lege