NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Gus Fahmi Temui Mbah Syukri: Penegasan Sanad Perjuangan Mbah Hasyim

Gus Fahmi dan jajaran Pengurus PCNU serta Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng, serta Instruktur Wilayah PKP NU, saat berpose di depan rumah Mbah Sukri
Gus Fahmi dan jajaran Pengurus PCNU serta Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng, serta Instruktur Wilayah PKP NU, saat berpose di depan rumah Mbah Sukri

NU Online Ponorogo – Perjalanan KH. Fahmi Amrullah Hadziq atau Gus Fahmi keliling Indonesia untuk menyapa para alumni pesantren Tebuireng dan santri kakeknya Almaghfurlah KH.M.Hasyim Asy’ari akhirnya sampai Ponorogo, Rabu (2/6) siang. Sejak mendengar cerita tentang mbah Syukri dari banyak pihak Gus Fahmi ingin bersilaturrahmi ke salah satu pejuang Hizbullah seangkatan dengan almarhum mbah Kayubi, Pencetus dan Komandan Banser Pertama kelahiran Ponorogo itu. Mbah Syukri yang saat ini berusia 103 tahun tinggal di Desa Carangrejo Kecamatan Sampung.

Gus Fahmi yang saat ini menjadi Pengasuh Pesantren Tebuireng Putri menyatakan ketika ada acara atau undangan ngaji di suatu daerah, pasti sekalian menyempatkan silaturahmi dengan alumni yang ada di situ.

“Sudah sekian waktu saya mendengar mbah Syukri merupakan santri mbah Hasyim. Maka, ini habis acara di Magetan saya bersilaturahmi ke beliau,’’ terangnya.

Silaturrahmi Gus Fahmi ke mbah Syukri didampingi perwakilan PCNU Ponorogo dan para anggota Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng atau Ikapete Cabang Ponorogo. Adapun perjalanan dari Magetan menuju kediaman mbah Syukri, Gus Fahmi dikawal beberapa Instruktur Wilayah PKP NU.

“Sedianya Gus Fahmi mau singgah dulu ke kantor PCNU, tapi karena memburu waktu, dari Magetan langsung ke sini (kediaman mbah Syukri),” ungkap Dr.H.Luthfi Hadi Aminudin, M.Ag Sekretaris PCNU Ponorogo kepada NU online Ponorogo.

Suasana akrab Mbah Sukri dan Gus Fahmi bercerita banyak pengalamannya ketika bersama Al Maghfurulloh KH.Hasyim Asy'ari
Suasana akrab Mbah Sukri dan Gus Fahmi bercerita banyak pengalamannya ketika bersama Al Maghfurulloh KH.Hasyim Asy’ari

Kedatangan putra pasangan KH.Hadziq Mahbub dan Nyai Hj. Khadijah binti Hasyim ini disambut putra menantu mbah Syukri, H.Abdul Azis dan Supriyanto Sekretaris MWC NU Sampung di pintu depan rumah. Beberapa alumni pesantren Tebuireng yang telah tiba sebelumnya juga ikut menyambut Gus Fahmi. Gus Fahmi tidak disertai rombongan dari pesantren Tebuireng, hanya datang bersama sopir pribadinya.

Di depan pintu tengah yang menghubungkan ruang tamu dan rumah bagian belakang mbah Syukri bersama mbah Kamsiatin istrinya menyambut Gus Fahmi. Begitu bertemu Gus Fahmi langsung bersimpuh dan mencium tangan mbah Syukri.

Kalimat pertama yang dilontarkan mbah Syukri setelah bersalaman dengan tamunya adalah menanyakan kabar kesehatan Gus Fahmi. “Panjenengan niki sinten (Anda ini siapa, Red),” tanya mbah Syukri berikutnya kepada Gus Fahmi.

Gus Fahmi menjawab beliau adalah putra Nyai Khadijah putri bungsu Hadratussyaikh KH.M.Hasyim Asy’ari. Spontan mbah Syukri menunjuk lukisan mbah Hasyim yang tertempel di salah satu sisi ruang tamu rumahnya. “Itu kakek panjenengan,” kata mbah Syukri terkekeh. Gus Fahmi mengangguk pelan sambil memandang lukisan kakeknya.

Di tengah perbincangan seputar pengalaman ikut perang 10 Nopember 1945 mbah Syukri memberi kesaksian peran mbah Hasyim. Mbah Syukri mengaku tahu sosok mbah Hasyim pertama kali dari temannya. “O, itu tho, Kiai Hasyim,” kata mbah Syukri berkisah. Dari ceritanya pula terungkap, mbah Hasyim aktif mengontrol pejuang Hizbullah dengan jeep terbuka. “Bertiga, satu sopir, satu kernet dan mbah Hasyim,” ungkapnya.

Disampaikan mbah Syukri pula ia sebenarnya tidak pernah menjadi santri pesantren Tebuireng, hanya saja memang ikut berperang bersama mbah Hasyim melawan Sekutu. Pesantren Waung (Baron Nganjuk, Red) sebagai tempatnya menimba ilmu bersama almarhum mbah Rusmani, salah satu santri mbah Hasyim yang baru meninggal dunia belum lama ini.
Mbah Rusmani teryata paman mbah Syukri sendiri.

Salam takdim Gus Fahmi (Pengasuh Ponpes Putri Tebuireng-Jombang) kepada Mbah Sukri (santri perjuangan Al Maghfurulloh KH.Hasyim Asy'ari)
Salam takdim Gus Fahmi (Pengasuh Ponpes Putri Tebuireng-Jombang) kepada Mbah Sukri (santri perjuangan Al Maghfurulloh KH.Hasyim Asy’ari)

“Saya tidak pernah menuntut ilmu (di Tebuireng, Red) tapi hanya ikut berjuang (mengikuti perjuangan mbah Hasyim, Red) di Hizbullah,” tandas mbah Syukri.

Sosok mbah Rusmani yang terakhir tinggal di daerah Wonogiri juga sudah lama didengar Gus Fahmi. Namun sampai Mbah Rusmani wafat keinginan Gus Fahmi untuk bersilaturahmi belum terlaksana.

“Saya menyesal karena sudah lama mendengar mbah Rusmani itu santri mbah Hasyim yang masih hidup (di era terkini, Red), tapi belum sempat bertemu beliau sudah wafat,” kata Gus Fahmi.

Keakraban di rumah model Jawa yang di depannya ada musala kecil ini berlanjut saat tuan rumah menyilahkan Gus Fahmi dan tamu lainnya untuk makan.

Perbincangan setelah makan tidak seberapa lama, karena Gus Fahmi berpamitan. Dari kediaman mbah Syukri Gus Fahmi singgah sebentar di kantor PCNU Ponorogo, lalu berangkat pulang ke Tebuireng.

Reporter : Idam Mustofa
Editor : Budi Hermawan

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *