NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Perluas Jangkauan Fundraising, PCNU Revitalisasi NU Care – Lazisnu

Wakil Ketua PCNU Kyai Kholid Ali Husni memimpin pengucapan baiat pengurus NU Care – Lazisnu PCNU Ponorogo

PCNU Ponorogo melakukan revitalisasi NU Care – Lazisnu. Revitalisasi ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan jam’iyah dan jama’ah NU yang berkembang sangat dinamis beberapa tahun terakhir. Demikian disampaikan Rais Syuriyah PCNU Ponorogo KH Moh Sholihan usai melantik pengurus baru NU Care – Lazisnu di kantor PCNU Jalan KH Ahmad Dahlan 60 Ponorogo, Jum’at (25/9) malam.

“Selama ini fundraising non zakat masih belum maksimal. Padahal itu sangat dibutuhkan untuk menopang program jam’iyah untuk melayani jama’ah,” kata Kyai Sholihan.

Suasana aula kantor PCNU malam itu memang tidak seperti biasanya. Selain agenda rutin Lailatul Ijtima’ (LI) dan ngaji kitab Risalah Ahlissunnah wal Jama’ah karya Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari, malam itu PCNU juga mengukuhkan formasi baru di jajaran NU Care – Lazisnu. Wakil Bendahara PCNU, H. Thohir Fauzi, ditunjuk secara resmi sebagai Direktur NU Care – Lazisnu untuk masa bakti 2020 – 2024.

Kyai Sholihan menjelaskan, selama ini NU Care hanya menjadi sub program dari Lazisnu. Karena belum terlembagakan, sehigga keberadaannya dinilai kurang kuat. Secara kelembagaan, Lazisnu berperan sebagai fasilitator dan dinamisator Lazisnu di tingkat MWC dan ranting. “Kondisi ini yang coba kita respon dengan melakukan perombakan,” tegas Pengasuh Pesantren Nurul Qur’an ini.

Peran dan fungsi NU Care – Lazisnu, kata Kyai Sholihan, harus diperluas. Tidak hanya mengumpulkan, mengelola dan mendistribusikan dana zakat, infaq dan shadaqah saja. Tapi juga harus bisa melibatkan warga NU untuk melakukan fundraising. Peran inilah yang diwadahi dalam NU Care. “Keberadaan Lazisnu, yang sekarang dilengkapi dengan adanya NU Care, harus berperan layaknya Kementerian Keuangan,” tandasnya.

Sebelum melakukan fundraising, Kyai Sholihan mengingatkan agar NU Care – Lazisnu secepatnya membuat rumusan format bagi hasil antara cabang dengan MWC dan ranting. Hal inilah yang selama ini menjadi ganjalan. Tidak adanya format bagi hasil mengakibatkan fundraising non zakat untuk menopang program-program PCNU belum tertangani secara optimal. “Sebagian tugas NU Care – Lazisnu dapat diarahkan ke situ (fundraising, Red),” tegas Kyai Sholihan.

Menanggapi harapan Rais Syuriyah, direktur baru H. Thohir Fauzi menyatakan kesiapannya untuk kembali menata ulang manajemen NU Care – Lazisnu. “Tentu kita akan tata ulang pengelolaan Lazisnu dengan adanya NU Care ini, mulai dari tingkat cabang sampai ranting. Maka, kami minta doa restunya,” ujarnya.

Meski demikian, Thohir mengakui sangat mengapresiasi kerja keras tim Lazisnu. Berkat kegigihan, ketekunan dan keuletan tim sebelumnya, kepengurusan Lazisnu sekarang sudah terbentuk hampir merata. Baik di tingkat MWC maupun PR. “Ini pencapaian luar biasa yang harus diapresiasi,” kata Thohir dalam sambutannya.

Reporter : Idam Musthofa

Editor : Lege

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *