NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Tegalsari Memanggil: Sambung Sanad Burdah dan Dalā’il al-Khairāt

Peserta yang terdaftar akan menerima kitab dan ijazah sanad Dalāʾil al-Khayrāt (termasuk di dalamnya qaṣīdah al-Būrdah) cetakan Toha Putra, serta ḥizib-ḥizib Syādhiliyyah (bagi yang menghendaki).

NU Online Ponorogo — Panitia Pameran Manuskrip Tegalsari dijadwalkan menggelar Ijāzah Kubrā Burdah dan Dalā’il al-Khairāt, Sabtu (8/11) di Ndalem Kiai Ageng Muhammad Besari, Kompleks Masjid dan Makam Tegalsari, mulai pukul 08.00 WIB. Informasi ini disampaikan melalui rilis resmi panitia yang diterima redaksi pada Selasa (4/11).

Dalam rilis tersebut dijelaskan bahwa kegiatan ini menjadi momentum menghidupkan kembali tradisi literasi keagamaan dan pelestarian sanad keilmuan warisan ulama besar Tegalsari. Acara ini terselenggara atas kerja sama ASPARAGUS Ponorogo dan Ikatan Alumni Al-Azhar Indonesia (IAAI) Mataraman, menghadirkan narasumber Syaikh al-Muḥaddits Prof. Dr. Muhammad Ibrahim al-Asymawī, Guru Besar Ḥadīṡ dan ‘Ulūm al-Ḥadīṡ Universitas Al-Azhar Mesir.

Agenda akan diawali registrasi peserta dan sarasehan bertema “Manuskrip Tegalsari, Jejak Khazanah Literasi Nusantara” oleh Gus Hasib Rosyadi, M.Pd. Kemudian acara resmi dibuka dengan tilāwah al-Qur’ān, diikuti sambutan Bupati Ponorogo H. Sugiri Sancoko, S.E., M.M. Bupati Mojokerto dalam kapasitas Ketua Ikatan Alumni Al-Azhar Indonesia (IAAI) Wilayah Jatim Dr. H. Muhammad al-Barra’, Lc., M.Hum., juga dijadwalkan menyampaikan sambutannya.

Puncak kegiatan menghadirkan Muḥāḍarah ‘Āmmah bertema “Faḍā’il al-Awrād, Burdah dan Dalā’il al-Khairāt” bersama Syaikh al-Muḥaddits Prof. Dr. Muhammad Ibrahim al-Asymawī. Setelahnya, peserta akan mengikuti ijāzahan sanad Burdah dan Dalā’il al-Khairāt hingga penutupan sekitar pukul 11.15 WIB.

Panitia menyampaikan bahwa kegiatan ini terbuka untuk umum dengan infak ijazah sanad sebesar Rp.80.000,- bagi peserta. Selain memperoleh ijazah sanad, peserta akan berkesempatan menyaksikan langsung pameran manuskrip dan mengenal lebih dekat sejarah kejayaan keilmuan Pesantren Tegalsari.

Melalui rilis itu, panitia berharap kegiatan ini menjadi sarana penyambung sanad amaliah sekaligus penguatan identitas keilmuan pesantren Nusantara. Warisan ulama, terutama dari Tegalsari, diharapkan tetap hidup, dipahami, dan bermanfaat bagi generasi masa kini dan yang akan datang.

Kontributor: Sahabat Media LTN

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *