NU Online Ponorogo- Malam itu (19.45 wib) ada yang berbeda di Masjid Miftahul Huda Ponorogo. Setelah shalat Tarawih para jamaah tidak langsung meninggalkan masjid, melainkan melantunkan Shalawat dengan iringan Tidur.
Tidur disini adalah tradisi memukul bedug dengan irama yang trep (sesuai. Red) sehingga menghasilkan suara yang khas. Tradisi yang setiap tahun dilaksanakan ini tetap dijaga dan dilestarikan di masjid setempat.
Seperti yang dikatakan Furqon Romdloni, ketua Takmir Masjid Miftahul Huda Pilang, Desa Tulung, Kecamatan Sampung, Ponorogo, “setelah shalat Tarawih di masjid ini kita lakukan pembacaan Shalawat, Syi’ir Jawa dengan iringan Tidur. Setelah itu tadarus Al Qur’an di serambi masjid,” katanya, pada Rabu malam, (20/04/2022).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Suyitno (67), bahwa tadisi Tidur sudah ada sejak jaman dahulu hingga sekarang masih eksis. “Tidur atau memukul bedug ini sudah ada sejak saya muda. Alhamdulillah hingga sekarang tradisi ini masih dilestarikan”, ucapnya, ditemui di serambi masjid setelah melakukan Tidur (memukul bedug).
Untuk diketahui, selain di bulan Ramadhan, Tidur juga dilakukan pada saat menjelang 1 Ramadhan, menjelang hari raya Idhul Fitri dan Idhul Adha. Adapun untuk bulan Ramadhan memukul bedug atau Tidur dilakukan selama 3 sampai 5 menit dengan pembacaan Shalawat, Pujian, Syi’ir dengan bahasa Jawa dan bahasa Arab.
Reportase: Ahmad Sofyan
Editor: Budi H