NU Online Ponorogo – Bupati Ponorogo H. Sugiri Sancoko SE MM mengundang PC Lesbumi untuk menggelar acara budaya setiap sebulan sekali di Pendopo Kabupaten. Pernyataan itu disampaikan bupati saat membuka acara Pagelaran Wayang Kulit dalam rangka Harlah Lesbumi ke-59 di Aula Kantor PCNU Ponorogo, Sabtu (27/3).
“Malam ini sekaligus saya mengundang kepada Lesbumi, ke depan agar setiap sebulan sekali ada acara budaya di pendopo kabupaten. Entah itu dialog budaya, apresiasi budaya atau apa sajalah. Yang penting nguri-nguri kabudayan yang NU banget,” kata Bupati.
Bupati yang juga Wakil Ketua PW Lesbumi Jatim ini berharap Lesbumi bisa berperan aktif dalam membangun kebudayaan di Ponorogo. Bersama dengan NU, kata bupati, pemerintah sedang menyusun konsep pembangunan untuk mewujudkan Ponorogo yang lebih maju.
Salah satunya melalui Lesbumi yang diharapkan menggarap sektor kebudayaan bersama dengan pemerintah dan komponen masyarakat lainnya. Harapannya, santri NU bisa menjadi pelecut berkembangnya sektor pariwisata. “Kita berhadap dunia pariwisata akan lebih semarak lagi jika kegiatan-kegiatan berbasis seni budaya lokal dapat difasilitasi,” tegasnya.
Menanggapi tawaran itu, Ketua PC Lesbumi Ponorogo Ahmad Sauji mengaku senang. Untuk menindaklanjuti tawaran itu, Lesbumi akan membicarakannya dengan PCNU melalui Korkat (koordinatorat perangkat, Red) yang menaunginya. Ini dilakukan untuk memadukan antara peran Lesbumi selaku peyangga seni budaya berbasis tradisi NU dengan konsep Pemerintah. “Tentu semua itu harus melewati rembukan dengan Korkat dan PCNU. Juga diskusi lebih dalam lagi dengan Pak Bupati,” tutur Sauji yang kerap disapa Kang Jenggo.
Pagelaran Wayang Kulit malam itu memang sedikit berbeda. Jika pada umumnya wayang kulit berbahasa Jawa, malam itu Ki Dalang Poer dari Ngawi menyuguhkannya dalam Bahasa Indonesia. Kang Jenggo menuturkan, pagelaran wayang berbahasa Indonesia adalah wujud kreativitas untuk bisa lebih mendekatkan diri pada generasi muda. “Bukan berarti kami menyalahi pakem, tapi lebih pada upaya inovasi penyampaian jalan cerita,” tandasnya.
Selain bupati, turut hadir Rais PCNU KH. Moch. Solichan Al Hafidz, Wakil Rais PCNU Kyai Hanif Abdul Ghafir, Ketua PCNU Drs. H. Fatchul Aziz, Ketua Korkat Bidang Infokom KH. Halwani Syukron S.Ag, serta 3 Wakil Sekretaris PCNU Dr. Idam Mustofa, H. Agus Nasruddin ST dan Taufiq Ashari S.Pd. Juga sejumlah kader NU dari lembaga dan banom.
Sementara itu, Ketua PCNU Drs. H. Fatchul Aziz, MA dalam sambutannya mengapresiasi positif geliat para kader Lesbumi NU Ponorogo. Di usianya yang ke-59, Lesbumi diharapkan tetap berpijak pada kesejarahan. Bahwa Lesbumi lahir dalam rangka mengisi ruang kosong, khususnya di bidang seni dan budaya. “Kreasi di bidang seni dan budaya harus terus terawat dalam bimbingan spirit nilai-nilai Islam. Khususnya Islam ala ahlussunnah wal jamaah an nahdliyah,” pesan Fatchul Aziz dalam sambutannya.
Pagelaran wayang malam itu menyuguhkan cerita berjudul Jalan Singkat Menuju Tahta. Ki Dalang Poer ingin menyadarkan semua orang, bahwa apapun usaha itu membutuhkan proses. Proses itupun seyogyanya dinikmati secara ikhlas. Ki Dalang Poer juga mengajak audiens untuk berhenti mengatakan ‘indah pada waktunya’. Sebab menurutnya, setiap waktu jika dinikmati akan selalu menjadi indah.
Di akhir cerita Ki Dalang Poer seperti mengajak para pegiat seni, utamanya Lesbumi untuk bersikap “legowo” terhadap situasi apapun. Termasuk pandemi yang pada akhirnya menuntut semua elemen Lesbumi yang notabene pekerja seni harus berinovasi dan berkreatifitas untuk beradaptasi.
Tidak kurang dari 70 orang dari berbagai unsur lembaga dan Banom NU yang hadir langsung di aula PCNU malam itu terbius dengan alur cerita yang dibawakan Ki Dalang Poer. Di samping itu, panitia juga menyedikan akses live streaming melalui dua channel Youtube, LTN NU Ponorogo dan Tonatan TV. Acara juga dihadiri utusan Lesbumi dari Madiun, Magetan dan Ngawi.
Reporter : Aisiyah/Idam
Editor : Lege