NU Online Ponorogo- Hari Santri Nasional tahun 2022 merupakan perjuangan yang panjang dari para Muasis NU dan pejuang NU. Sehingga, saat ini, banyak orang yang bangga menjadi santri bahkan muncul istilah-istilah bagi santri. Hal itu dikatakan, KH Mohammad Sholechan Al Hafidz selaku Rais Syuriah PCNU Ponorogo, pada saat apel, isghosah dan genduri akbar HSN, di Masjid NU, Jl. Sultan Agung, Jumat (21/10).
Mbah Rois sapaannya mengatakan bahwa tidak ada hari pahlawan jika tidak dimulai dengan resolusi jihad. Maka ia mengajak seluruh pengurus NU dan warga Nahdiyin bersyukur bahwa resolusi jihad dimulai oleh Muasis NU, Hadratus Shaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari.
“Perjuangan panjang. Juga tidak lupa dengan anggota parlemen kita yang memperjuangkan adanya HSN,” katanya.
Ia mengungkap dengan adanya HSN semua orang bangga menjadi santri. Bahkan muncul beberapa istilah-istilah untuk santri.
“Ada santri mukim, itu santri-santri yang terus berada di pondok. Ada santri kalong, ada santri Mbeling, bahkan ini ada santri mu’alaf,” ucapnya yang disambut tertawa renyah para peserta kegiatan tersebut.
Ia melanjutkan hal itu, musti disyukuri artinya jika semua orang mengaku santri maka santri masih dianggap baik. Jika santri tidak baik mana mungkin ada yang mau mengaku jadi santri.
“Ojo meneh, ngaku. Diakui Kiaine santri Yo Ra gelem,” terangnya.
Ia menambahkan semarak HSN sangat luar biasa apalagi di MWC NU di wilayah PCNU Ponorogo semua merayakannya. Kemudian mereka merayakan dengan mandiri.
“Alhamdulillah,” pungkasnya.
Sementara itu, Agus Khoirul Hadi melaporkan bawasannya selama sebulan penuh diadakan perayaan HSN. Namun sebenarnya itu hanya yang tercatat.
“Jadi Kiai, yang tidak tercatat juga banyak. Jadi semarak sekali,” tandasnya.
Sebagai informasi, meskipun hujan dan beberapa wilayah setempat mengalami peluapan air sungai acara Apel, Istighosah dan genduri akbar di PCNU Ponorogo berlangsung khidmat. Kemudian beberapa sahabat LPBINU Ponorogo dan relawan juga terus bergerak membantu evakuasi yang terdampak banjir serta dilokasi apel terus memantau perkembangan.
Sampai berita diturunkan banjir sudah berangsur surut. Dan semoga Allah SWT, terus menjauhkan musibah khususnya di Ponorogo dan Indonesia serta wilayah yang dihuni warga Nahdliyin.
Reporter : Yoga
Editor : Budi