NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Ideologisasi Aswaja Bagi Guru Ma’arif se-Ponorogo

NU Online Ponorogo-
“Tolak ukur keberhasilan ideologisasi aswaja itu diantaranya adalah sekolah. Jikalau sekolah gagal, maka kader kita juga akan gagal,” tegas Ketua Aswaja NU Center Ponorogo.
“Ketika Kota Hirosima di bom oleh Amerika, yang pertama kali Kaisar Jepang tanyakan adalah berapa jumlah guru yang tersisa. Kemudian para jenderal menegaskan bahwa mereka melindungi kaisar walau tanpa kehadiran guru. Kaisar pun mengatakan bahwa Jepang telah mengalami kejatuhan karena tidak belajar.” Jelasnya.
“Ketika Jepang hancur, yang dibutuhkan untuk merecoveri Jepang adalah mencari guru.” simpulnya.
Penegasan ini disampaikan Ketua Aswaja NU Center Ponorogo sekaligus pemateri, Dr.Iswahyudi, M.Ag, saat memberi sambutan dalam acara IDEOLOGISASI ASWAJA Bagi Guru Ma’arif se-Ponorogo, Ahad (12/02). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Aswaja NU Center PCNU Ponorogo di Aula MA Ma’arif Putri Ponorogo dengan diikuti 31 peserta utusan dari MTs, SMP, MA,SMK Ma’arif se-Ponorogo.
Kebiasaan menyalahkan orang lain atas timbulnya sebuah masalah adalah wujud dari sifat iblis. Hal ini dapat kita lihat ketika iblis diusir dari surga, yang dia lakukan adalah menyalahkan Nabi Adam. Justru sebaliknya, Nabi Adam menyalahkan diri sendiri kemudian bertaubat dan intropeksi diri. Sudah saatnya kita kembali ke sifat kemanusiaan kita.
“Di antara menyalahkan orang lain itu seperti ngomong kalau pemahaman murid tentang Aswaja sekarang ini kurang, ini gara-gara PCNU sibuk dengan masalah lain, wah ini gara-gara ma’arif tidak mengadakan ini itu untuk guru Aswaja. Nah, ini merupakan contoh dari sifat iblis. Sukanya menyalahkan orang lain. Kalau kita kembali ke sifat manusia, maka kita akan berusaha memahami kesalahan kita lalu introspeksi diri dan timbullah solusi yang tepat,” tutur Ketua Aswaja NU Center Ponorogo.


“Kita punya harapan besar dengan adanya rangkaian kegiatan Aswaja NU Center ini. Di samping dalam rangka memperingati harlah NU ke-99 sekaligus memberikan motivasi dan forum berbagi solusi untuk guru Aswaja se-Ponorogo,” ungkap Sekretaris PCNU Ponorogo, Dr.Lutfi Hadi Aminuddin, M.Ag .
Peserta terlihat sangat antusias mengikuti materi. Pasalnya, pemateri langsung memberikan contoh konkrit dan sesuai dengan keadaan pendidikan Aswaja di Ponorogo saat ini. Diawali dengan pembukaan, penyampaian materi serta dilanjutkan dengan diskusi, peserta sangat menikmati setiap sesi dengan antusias.
Di akhir sesi, dengan inisiasi Aswaja Center NU Ponorogo, dibentuklah Forum Guru Aswaja NU Ponorogo. Akhirnya dibentuk kepengurusan dengan sistem aklamasi yang dipandu M.Busro, M.Pd.I, sekretaris Aswaja NU Center Ponorogo. Ketua yang terpilih adalah Yazid Yasruqi, SPd.I, Guru Aswaja MA Ma’arif Al-Ishlah . Dia berharap forum ini dapat dijadikan ajang silaturahmi dan tholabul ‘ilmi serta mengajak bersama untuk memastikan adanya manfaat bagi pribadi, lembaga, kader/pelajar, maupun warga NU secara umum.
“Saya secara pribadi merasakan sesuatu yang sangat luar biasa dengan mengikuti kegiatan ini, karena dirasa sangat perlu untuk penyelarasan antar guru serta upgrade pengetahuan tentang kondisi pendidikan aswaja. Yang kemudian melahirkan pertanyaan serta jawaban bagaimana sebenarnya peran aswaja terhadap kondisi masyarakat Ponorogo,” ungkap Canon Hidayatulloh, Guru Aswaja SMP Ma’arif 1 Ponorogo.
Ervina Zunaidha, S.Pd.I , Guru Aswaja SMP Ma’arif 5 Ponorogo juga mengaku bangga ikut agendan ini.
“Saya sangat senang bisa mengikuti kegiatan Ideologisasi Aswaja ini karena mendapat banyak ilmu juga tambah saudara baru yang sama-sama mengajar di sekolah dengan problematika yang kurang lebih sama, kemudian menjadi tau bahwa betapa pentingnya Aswaja di sekolah sebagai bekal hidup di masyarakat,” pungkasnya.

Reporter : Risa
Editor : Budi

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *