
NU online Ponorogo -Sejak awal tahun 2020 DAM Cokromenggalan difungsikan warga sekitarnya menjadi wahana wisata. Di situ selain terdapat wisata kuliner juga tersedia fasilitas perahu yang dapat digunakan pengunjung untuk menyusuri aliran sungai sepanjang dua kilometer. Dengan naik perahu pengunjung berkesempatan untuk menikmati nyamannya perjalanan di bawah rindangnya pepohonan dan rimbunnya bambu sambil berswafoto.
Upaya penambahan fungsi DAM Cokromenggalan sebagai wahana wisata ini ditengarahi dapat menjamin kelestarian lingkungan sekitarnya. Paling tidak ada pihak yang peduli terhadap keselamatan sungai dan kebersihan DAM Cokromenggalan ke depannya. Sebelumnya, DAM Cokromenggalan dikenal suram dan kumuh.
Pandemi covid-19 sempat memaksa Komunitas Pecinta Sungai (Pantangi) yang mengelola wisata DAM Cokromenggalan menghentikan sementara akses kunjungan wisatawan. Kini, Pantangi sudah membuka kembali akses wisata DAM Cokromenggalan.
Begitu akses wisata DAM Cokromenggalan kembali dibuka, ada masalah yang timbul. Nada-nadanya warga yang tinggal di daratan sepanjang aliran sungai menuju DAM Cokromenggalan masih membuang sampah sembarangan. Hal ini tentu merepotkan pihak Pantangi untuk menanggulangi tumpukan sampah di seputar DAM Cokromenggalan.
Pantangi bersama warga sekitar DAM Cokromenggalan sudah berupaya keras untuk mengampanyaken sungai bebas dari sampah. Termasuk mengajak berbagai pihak untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap penyelamatan lingkungan hidup.

Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Ponorogo tergugah untuk segera tampil di garda depan upaya pelestarian sungai kawasan DAM Cokromenggalan. LPBI NU memandang, selain menyelamatkan lingkungan hidup, manfaat normalisasi sungai kawasan DAM Cokromenggalan juga memenuhi tuntutan historis. Sudah puluhan tahun jembatan DAM Cokromenggalan menjadi jalur lalu lintas masyarakat terutama para pelajar dan mahasiswa yang notabene banyak dari kalangan warga NU.
“Kita menyadari, jembatan DAM Cokromenggolo menjadi jalan alternatif bagi pelajar dan mahasiswa NU. Jadi upaya pelestarian lingkungan di DAM Cokromenggalan akan bernilai menjaga nilai historis bagi NU,” ungkap Novi Trihartanto ketua LPBI NU Ponorogo yang akrab dipanggil Novi ini.
Sebagai langkah konkrit, LPBI NU Ponorogo segera membentuk tim untuk berkoordinasi dengan pihak pemerintah Kelurahan Cokromenggalan dan Pelangi serta togamas. Tim tediri dari empat fungsionaris LPBI NU Ponorogo, yaitu Sopian sebagai koordinator dibantu Hariyanto, Habib dan Dika.
Tim LPBI NU Ponorogo telah berhasil menggelar rapat koordinasi dengan para pihak pada hari Sabtu (17/10) di salah satu warkop di kawasan DAM Cokromenggalan. Rapat koordinasi berhasil menyepakati agenda kegiatan yang dikemas dalam acara bertajuk “KENDURI SUNGAI” yang akan dilaksanakan pada 24 Oktober 2020 mendatang. Di internal LPBI NU Ponorogo kegiatan ini digelar dalam rangka peringatan hari santri 2020.
Rangkaian kegiatan “Kenduri Sungai” direncanakan terdiri dari bersih sungai, deklarasi sungai bebas sampah, penanaman pohon, tabur ikan, pembagian masker dan vitamin dan ambengan HSN.
Menurut Sopian, pihaknya bersama warga akan menanam pohon sebanyak 100 batang.
“Kami akan menanam 100 batang berbagai jenis pohon dan trembesi di sekitaran daerah aliran sungai,” ujar Sopian
Sopian juga menyebutkan, ikan yg akan ditabur di sungai kawasan DAM Cokromenggalan sebanyak sepuluh ribu ekor jenis tawes dan tombro.
“Kita sudah survei, jenis ikan yang cocok hidup di sini adalah tawes dan tombro,” kata Dia meyakinkan.
Sementara itu, informasi dari LPBI NU Ponorogo, masker dan vitamin akan dibagikan kepada relawan dan warga sekitar DAM Cokromenggalan yang ikut berpartisipasi.
“Sebelum rangkaian acara kenduri sungai dimulai, kita perlu membagikan 1000 masker dan vitamin kepada relawan dan warga sekitar,” ungkap Novi
Puncak kegiatan Kenduri Sungai ini akan diwarnai dengan pembacaan deklarasi peduli sungai. Isi deklarasi menyatakan masyarakat dan ormas berkomitmen menjaga sungai kawasan DAM Cokromenggalan dari gangguan sampah.
“Deklarasi ini diharapkan dapat menyentuh masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, terutama sampah yg tidak bisa terurai olah hara tanah seperti pampers dan pembalut,” pungkas Novi. (dam)
Reporter: idam
Editor :budi