NU PONOROGO

Official Website PCNU Ponorogo

Ziarah Muassis NU: PCNU Ponorogo Serukan Bela Pesantren dan Jaga Marwah Kiai

ziarah makam Muassis NU Ponorogo

NU Online Ponorogo – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Ponorogo kembali menggelar ziarah muassis di makam ulama bersejarah, Ahad (19/10/2025). Ziarah yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Santri 2025 ini dibagi tiga zona. Zona pertama berada di Makam Batoro Katong, Durisawo dan Gondoarum. Zona kedua di Makam Tegalsari, Josari dan Ngasinan. Zona ketiga di Makam Mbah Kayubi serta Mbah Prongkot (Ki Ageng Nolojoyo).

Masing-masing titik ziarah menjadi pusat doa dan refleksi perjuangan para muassis NU yang telah meletakkan fondasi keagamaan, keumatan, dan kebangsaan di Ponorogo. Kegiatan serupa juga dilakukan masing-masing MWCNU se-Kabupaten Ponorogo pada waktu yang berbeda-beda.

Di luar agenda ziarah muassis, PCNU juga menjadikannya simbol pembelaan bermartabat terhadap pesantren dan para ulama, serta bentuk perlawanan kultural atas narasi negatif yang mencederai kehormatan pesantren.

Seperti diketahui, polemik ini sebelumnya memicu reaksi luas dari berbagai kalangan Nahdliyin. Berbagai PCNU di Jawa Timur merespons dengan aksi damai dan penyampaian aspirasi. Ponorogo mengambil langkah berbeda, yakni melalui jalur spiritual dengan doa dan ziarah muassis, sebagai wujud pembelaan yang beradab dan berakar pada tradisi pesantren.

Makam Kiai Ibrahim, Ketua NU Ponorogo pertama

Ketua PCNU Ponorogo, Dr. Idam Mustofa, M.Pd menjelaskan bahwa agenda ini merupakan respons kultural atas polemik tayangan salah satu stasiun televisi nasional yang dinilai menyinggung simbol-simbol keulamaan dan pesantren.

Melalui kegiatan ini, tambah Dr. Idam, PCNU Ponorogo menyerukan kepada seluruh warga Nahdliyin untuk tetap satu barisan, menjaga marwah pesantren, serta meneladani para muassis dalam menghadapi berbagai persoalan dengan kepala dingin, doa, dan semangat persatuan.

“Kalau diawal banyak aksi bernuansa tuntutan, seiring perkembangan kasus ini, arah gerak kita ubah menjadi kegiatan doa. Bedanya, kita punya nuansa sejarah yang sakral di tiga titik makam ulama besar Ponorogo,” ujarnya.

Dalam setiap rangkaian ziarah, para imam tahlil memanjatkan doa khusus untuk para kiai, ulama pesantren, dan muassis NU. Doa tersebut menjadi kekuatan spiritual warga Nahdliyin dalam menjaga kehormatan dan marwah pesantren.

“Doa dan sejarah adalah kekuatan kita. Kita bela pesantren dan para kyai dengan cara yang beradab dan bermartabat,” tegas Idam.

Kontributor: Sahabat Media LTN

Informasi terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *